- Dari Abu Mas'ud al-Badri r.a. dari Nabi saw,
beliau bersabda, "Apabila salah seorang kamu membelanjai istrinya dengan
mengharapkan pahala maka tercatat baginya sebagai sedekah."
(Bukhari - Muslim) - Dari Anas r.a. berkata: Nabi saw bersabda,
"Ya Allah,sesungguhnya tidak ada kehidupan yang sebenarnya kecuali
kehidupan akhirat."
(Bukhari - Muslim) - Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw
bersabda, "Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya harta benda tetapi
kekayaan yang sebenarnya adalah kekayaan hati."
(Bukhari - Muslim) - Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah saw
bersabda, "Pada hari kiamat seorang Mu'min didekatkan kepada Tuhan
dengan dinaungi oleh rahmat-Nya, kemudian ditanya, "Tahukah kamu dosa
ini? Tahukah kamu dosa itu?" Jawabnya, "Ya, saya tahu."
Maka Allah berfirman, "Aku telah menutupi atasmu dunia dan kini aku
mengampuninya darimu." Kemudian diberikan kepadanya suratan amal
kebaikannya."
(Bukhari - Muslim) - Dari Anas r.a. berkata: Nabi saw bersabda,
"Ada tiga perkara yang barangsiapa memilikinya akan merasakan kelezatan
iman yaitu jika ia mencintai Allah dan Rasulullah melebihi cintanya kepada
yang lain; Jika ia mencintai sesama manusia semata-mata karena Allah dan
jika ia enggan kembali kafir setelah diselamatkan Allah daripadanya,
sebagaimana ia enggan dimasukkan ke dalam neraka."
(Bukhari - Muslim) - Dari 'Ubadah bin ash Shamit r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa percaya bahwa tidak ada sekutu
bagi-Nya dan bahwa Nabi Muhammadadalah hamba dan utusan-Nya dan bahwa Nabi
Isa adalah hamba Allah dan utusan-Nya dan kalimat-Nya yang diturunkan
kepada Maryam dan ruh daripada-Nya dan bahwa surga itu benar adanya (haq)
maka Allah pasti akan memasukkannya ke dalam surga dengan amal
perbuatannya (yang baik) seberapa pun adanya."
(Bukhari - Muslim) - Abu Hurairah r.a. telah mendengar Nabi saw
bersabda, "Ada tiga orang dari Bani Israil yaitu si Belang, si Botak
dan si Buta ketika Allah akan menguji mereka, Allah mengutus Malaikat
berupa manusia. Maka datanglah Malaikat itu kepada orang yang belang dan
bertanya, "Apakah yang kau inginkan?" Jawabnya, "Kulit dan
rupa yang bagus serta hilangnya penyakit yang menyebabkan orang-orang
jijik kepadaku." Maka diusaplah orang itu oleh Malaikat. Seketika itu
juga hilanglah penyakitnya dan berganti rupa dan kulit yang bagus, kemudian
ditanya lagi, "Kekayaan apakah yang engkau inginkan?" Jawabnya,
"Unta." Maka diberinya seekor unta yang bunting sambil didoakan,
BAARAKALLAAHU LAKA FIIHAA (Semoga Allah memberkahimu pada kekayaanmu
itu)." Kemudian datanglah si Malaikat itu kepada si Botak dan
bertanya, "Apakah yang engkau inginkan?" Jawabnya, "Rambut
yang bagus dan hilangnya penyakitku yang menyebabkan kehinaan pada
pandangan orang." Maka diusaplah orang botak itu lalu seketika itu
juga tumbuhlah rambut yang bagus. Kemudian ditanya lagi, "Kini
kekayaan apa yang engkau inginkan?" Jawabnya, "Lembu." Maka
diberinya seekor lembu yang bunting sambil didoakan, "BAARAKALLAAHU
LAKA FIIHAA (Semoga Allah memberkahimu pada kekayaanmu itu)." Lalu
datanglah Malaikat itu kepada si Buta dan bertanya, "Apakah yang
engkau inginkan?" Jawabnya, "Kembalinya penglihatan mataku
supaya aku dapat melihat orang." Maka diusaplah matanya sehingga
dapat melihat kembali. Selanjutnya dia ditanya pula, "Kekayaan apa
yang engkau inginkan?" Jawabnya, "Kambing." Maka diberinya
seekor kambing yang bunting sambil didoakan "BAARAKALLAAHU LAKA
FIIHAA (Semoga Allah memberkahimu pada kekayaanmu itu)."
Beberapa tahun kemudian setelah masing-masing mempunyai daerah tersendiri yang penuh dengan unta, lembu dan kambing, datanglah Malaikat itu dalam rupa seorang yang miskin seperti keadaan si Belang dahulu pada waktu ia belum sembuh dan kaya. Malaikat itu berkata, "Saya seorang miskin yang telah terputus hubungan dalam perjalananku ini maka tidak ada yang dapat mengembalikan aku kecuali dengan pertolongan Allah dan bantuanmu. Maka saya mengharap, demi Allah yang memberi rupa dan kulit yang bagus, satu unta saja untuk meneruskan perjalananku ini." Jawab si Belang, "Masih banyak hak orang lain padaku, aku tidak dapat memberimu apa-apa, mintalah saja di lain tempat." Malaikat berkata, "Rasa-rasanya aku pernah berjumpa denganmu, bukankah engkau si Belang dahulu yang dijijiki orang dan seorang miskin kemudian Allah memberimu kekayaan?" Jawab si Belang, "Saya telah mewarisi kekayaan orang tuaku." Malaikat berkata, "Jika engkau berdusta maka semoga Allah mengembalikan keadaanmu seperti dahulu." Kemudian pergilah malaikat itu kepada si Botak dengan menyamar seperti keadaan si Botak dahulu dan berkata pula padanya sebagaimana yang dikatakan kepada si Belang, namun ternyata mendapat jawaban seperti jawaban si Belang, hingga karenanya didoakan, "Jika engkau berdusta maka semoga engkau kembali seperti keadaanmu semula." Akhirnya datanglah Malaikat itu kepada si Buta dengan menyamar seperti keadaan si Buta dahulu semasa ia miskin dan berkata, "Saya seorang miskin dan perantau yang telah putus hubungan dalam perjalanan, tidak dapat meneruskan perjalanan kecuali dengan pertolongan Allah dan bantuanmu. Aku minta demi Allah yang mengembalikan pandangan matamu, satu kambing saja untuk meneruskan
perjalananku ini." Jawab si Buta, "Dahulu aku memang buta lalu Allah mengembalikan penglihatanku maka kini ambillah sesukamu, aku tidak akan memberatkan sesuatu pun kepadamu yang engkau ambil karena Allah." Maka berkata Malaikat, "Jagalah harta kekayaanmu, sebenarnya kamu telah diuji maka Allah ridha kepadamu dan murka kepada kedua temanmu itu."
(Bukhari - Muslim) - Dari Anas r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda,
"Janganlah seorang dari kamu mengharap-harapkan maut disebabkan oleh
penderitaan yang dialaminya maka jika harus terpaksa berkata, ucapkanlah,
ALLAAHUMMA AHYINII MAAKAANATIL HA AATU KHAIRAN LII WA TAWAFFANII IDZAA
KAANATIL WAFAATU KHAIRAN LII (Ya Allah, hidupkanlah aku selama hidup ini
lebih baik bagiku dan matikanlah aku apabila mati itu lebih baik
bagiku)."
(Bukhari - Muslim) - Dari Abdullah bin Mas'ud r.a. berkata: Ketika
selesai perang Hunain, Rasulullah saw mengutamakan pembagian ghanimah
kepada beberapa orang terkemuka dari bangsa Quraisy yang baru masuk Islam
maka diberikan seratus unta kepada al-Aqra' bin Habis dan seratus ekor
unta untuk Uyainah bin Hishn dan beberapa orang lainnya dari pemuka bangsa
Quraisy sehingga ada seseorang berkata, "Demi Allah, pembagian ini
tidak adil dan tidak karena Allah." Ibnu Mas'ud berkata, "Demi
Allah, akan saya sampaikan perkataan itu kepada Rasulullah saw." Maka
saya segera pergi memberitahukan hal itu kepada Rasulullah saw, kemudian
beliau berkata, "Siapakah yang adil, jika Allah dan Rasulullah
dianggap tidak adil?" Kemudian beliau berdoa, "Semoga Allah
tetap merahmati Musa, sesungguhnya ia telah memperoleh gangguan lebih
banyak dari ini tetapi sabar." Ibnu Mas'ud berkata, "Saya pasti
tidak akan menyampaikan suatu berita seperti itu lagi kepada Rasulullah
saw sesudah kejadian ini."
(Bukhari - Muslim) - Dari Sulaiman bin Shurad r.a. berkata: ketika saya duduk bersama
Rasulullah saw, tiba-tiba ada dua orang saling memaki sedang salah satu telah
merah wajahnya dan tegang pula urat lehernya maka Rasulullah saw bersabda,
"Saya mengetahui suatu kalimat yang apabila kalimat itu dibaca, pasti
hilang apa yang dirasakannya yaitu A'UDZUBILLAAHI MINASYSYAITHOONIR
RAJIIM." (Bukhari - Muslim)
Sumber:
http://poligami.arabblogs.com/hadits.htm
Kamis, 10 Januari 2013
Hadits Shahih
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar