- Dari Ibnu Umar r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, "Aku bermimpi seolah-olah aku bersiwak
(menggoosok gigi). Tiba-tiba datang kepadaku dua orang maka aku berikan
siwak itu kepada yang kecil tetapi aku ditegur, "Dahulukan yang besar
maka aku berikan kepada yang besar."
(Bukhari - Muslim) - Dari Musa al-Asy'ari r.a.
berkata: Rasulullah saw bersabda, "Seseorang itu akan berkumpul
bersama orang yang dikasihinya."
(Bukhari - Muslim) - Dari Sa'ad bin Abi Waqqash
r.a. berkata: Rasulullah saw menengokku pada haji wada' dari cekaman suatu
penyakit yang hampir saja merenggut nyawaku lalu aku berkata,
"Ya Rasulullah, sebagaimana engkau lihat, penyakitku ini cukup berat
sedangkan aku adalah orang yang berharta dan tidak ada ahli warisku
kecuali seorang anak perempuanku. Bolehkah aku bersedekah dengan dua
pertiga dari hartaku?" Rasulullah saw menjawab, "Jangan"
Aku berkata, "Bagaimana kalau separuhnya?" Rasulullah menjawab,
"Jangan, sepertiga saja dan sepertiga pun sudah cukup banyak.
Sesungguhnya jika eangkau tinggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya raya
adalah lebih baik daripada engkau tinggalkan mereka dalam keadaan kekurangan
meminta-minta kepada manusia. Dan tidaklah engkau mengeluarkan suatu
pembelanjaan dengan menuntut keridhaan Allah melainkan engkau akan diberi
pahala karenanya hingga sesuap makanan yang engkau suapkan ke mulut
istrimu." Aku berkata, "Ya Rasulullah,
apakah aku ditinggalkan (di Makkah) sesudah kawan-kawanku
(berhijrah)?" Rasulullah saw menjawab, "Sesungguhnya engkau
tidak ditinggal lalu engkau beramal dengan suatu amal yang ditujukan untuk
mencari keridhaan Allah melainkan dengannya engkau akan bertambah derajat
dan pangkatmu. Barangkali engkau tertinggal ini akan mendatangkan manfaat
bagi orang banyak dan mendatangkan kerugian bagi lainnya." Kemudian
Rasulullah saw berdo'a, "Ya Allah teruskanlah bagi sahabat-sahabatku
hijrah mereka dan jangan Engkau kembalikan mereka ke belakang (ke
Mekkah)." Tetapi yang kecewa adalah Sa'ad bin Khaulah yang dikasihi
oleh Rasulullah sawkarena ia meninggal dunia di Makkah.
(Bukhari - Muslim) - Dari Abu Sa'id (Sa'ad bin Malik bin Sinan)
al-Khudry berkata: Rasulullah saw bersabda, "Pernah terjadi pada umat
terdahulu seseorang yang telah membunuh sembilan puluh sembilan jiwa
kemudian ingin bertaubat maka ia pun mencari seorang alim lalu ditunjukkan
kepadanya seorang pendeta maka ia pun bertanya, "Sesungguhnya saya
telah membunuh sembilan puluh sembilan jiwa apakah ada jalan bagiku untuk
bertaubat?" Jawab pendeta, "Tidak ada" Seketika pendeta
itupun dibunuhnya sehingga genaplah seratus orang yang telah dibunuhnya.
Kemudian ia mencari orang alim lainnya dan ketika telah ditunjukkan iapun
menerangkan bahwa ia telah membunuh seratus orang apakah ada jalan untuk
bertaubat? Jawab si alim, "Ya, ada dan siapakah yang dapat
menghalangimu untuk bertaubat? Pergilah ke dusun itu karena di sana banyak
orang-orang yang taat kepada Allah. Maka berbuatlah sebagaimana perbuatan
mereka dan jangan kembali ke negerimu ini karena negerimu ini adalah
tempat penjahat." Maka pergilah orang itu tetapi di tengah perjalanan
mendadak ia mati. Maka bertengkarlah Malaikat rahmat dengan Malaikat
siksa. Malaikat rahmat berkata, "Ia telah berjalan untuk bertaubat
kepada Allah dengan sepenuh hatinya." Malaikat siksa berkata,
"Ia belum pernah berbuat kebaikan sama sekali." Maka datanglah
seorang Malaikat berupa manusia yang menjadi juru penengah (hakim) di
antara mereka. Ia berkata, "Ukur saja jarak antara dusun yang
ditinggalkan dan yang dituju maka kemana ia lebih dekat, masukkanlah ia
kepada golongan orang sana. Maka diukurlah kedua jarak itu dan ternyata
lebih dekat kepada dusun orang-orang baik yang dituju, kira-kira terpaut
sejengkal. Maka dipeganglah ruhnya oleh Malaikat rahmat."
(Bukhari - Muslim) - Dari Utsman bin Affan ra. meriwayatkan bahwa
Rasulullah saw bersabda: "Tidak seseorang memasuki waktu shalat wajib
kemudian ia berwudhu' dan shalat dengan khusyu' dan memelihara ruku'nya,
melainkan akan terhapus dosa-dosanya yang telah lalu selama tidak
melakukan dosa besar, hal itu berlaku sepanjang masa."
(Muslim) - Dari Imran bin Hushain ra., Rasulullah saw
bersabda: "Ada 70.000 orang dari umatku yang masuk surga tanpa
hisab." Para sahabat bertanya, "Siapakah mereka, ya
Rasulullah?" Rasulullah saw bersabda, "Mereka adalah orang yang
tidak beristirqa' (meminta pengobatan dengan cara jampi-jampi) tidak
bertathayyur (menggantungkan nasib kepada terbangnya burung), tidak
melakukan pengobatan dengan cara membakar bagian yang sakit dengan besi
panas membara dan orang-orang yang bertawakkal kepada Rabb mereka."
(Muslim) - Dari Abdillah bin Mas'ud ra. bahwa Rasulullah saw
bersabda, "Orang yang mempunyai sifat sombong sedikit saja di dalam
hatinya tidak akan masuk surga." Seseorang berkata, "Bagaimana
halnya ihwal seseorang yang mempunyai pakaian-pakaian yang indah dan
sepatu-sepatu yang indah?" Rasulullah saw bersabda, "Allah itu
indah dan Allah menyukai keindahan (Seseorang tidak disebut sombong jika
ia mempercantik dirinya). Kesombongan terletak pada penolakan terhadap
kebenaran danmemandang orang lain rendah."
(Muslim) - Dari Abu Hurairah (Abdurrahman bin Shaher) r.a.
berkata: Rasulullah saw bersabda, "Shalat berjama'ah pahalanya
melebihi shalat sendirian baik di tempat pekerjaan atau di rumah, dua
puluh lima derajat. Yang demikian itu karena jika seseorang telah menyempurnakan
wudhu kemudian pergi ke masjid tanpa tujuan lain selain shalat maka tidak
bertindak selangkah melainkan diangkat sederajat dan dihapuskan
daripadanya satu dosa hingga masuk ke masjid. Apabila telah berada di
dalam masjid maka ia dianggap mengerjakan shalat selama ia masih
menantikan shalat (selama bertahan karena menunggu shalat) dan Malaikat
memohonkan rahmat atau mendoakan seseorang selama ia dalam majelis
shalatnya. Malaikat berdoa, Ya Allah, kasihanilah dia; ya Allah, ampunilah
dia; ya Allah, maafkanlah dia. Demikian itu selama ia tidak mengganggu dan
belum berhadats di tempat itu."
(Bukhari - Muslim) - Dari Abdullah bin Abbas r.a. berkata: Rasulullah
saw bersabda, "Sesungguhnya Allah mencatat segala hasanat (kebaikan)
dan sayyiat (kejahatan) kemudian menjelaskan keduanya maka barangsiapa
yang berniat akan melakukan kebaikan lalu dikerjakannya maka akan dicatat
untuknya sepuluh hasanat mungkin ditambah hingga tujuh ratus kali lipat
atau lebih dari itu.Dan apabila ia berniat akan melakukan sayyiat (kejahatan)
lalu tidak dikerjakannya maka Allah mencatat baginya satu hasanat dan jika
niat itu dilaksanakannya maka ditulis baginya satu sayyiat."
(Bukhari - Muslim) - Dari Abi Hurairah ra. meriwayatkan bahwa
Rasulullah saw bersabda, "Lazimnya, seseorang mengawini seorang
wanita karena empat alasan: karena kekayaannya; karena martabat
keluarganya; karena kecantikannya dan karena kesalehannya. Lebih baik
pilihlah ia karena kesalehannya. Semoga engkau tetap rendah hati."
(Bukhari)
Sumber :
Minggu, 06 Januari 2013
Hadits Shahih
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar